Popular Post

Popular Posts

About

Tidak Semua Yang Diceritakan Disini Pemeran Utamanya Aku, Aku Bisa Jadi Dia, Dia Bisa Jadi Mereka
Anna Zukiaturrahmah. Diberdayakan oleh Blogger.

Follow My Twitter

Time Is Money

Recent post

Archive for Desember 2012



Janji kita, siapa pun yang kalah dalam permainan ini, ia harus traktir sang pemenang di KFC. Setelah menimbang sejenak, bibirku melengkungkan senyum. kita bermain berempat saudara yang sangat akur. sangat harmonis memang.

"Oke, Deal!" kataku kepadamu sambil berdiri meninggalkan ranjang ku sore itu

Aku mengambil tumpukan kartu yang berserak di tengah kita, memulai gerakan mengocok kartu, lalu membaginya sama rata sesuai aturan konvensional yang berlaku di seluruh dunia: tujuh kartu untuk adik, tujuh kartu untuk kakak, tujuh kartu untuk ku dan tujuh kartu untuk mu, sang pangeran dalam keluarga kita. sibungsu yang manja.

Aku mengangkat kartu-kartu yang menjadi bagianku lalu membariskannya di antara jari-jemariku sebelum kulihat semua isinya. Kau menaikkan salah satu sudut bibirmu ke atas setelah melihat kartu-kartu milikmu sendiri berjejer di antara jari-jarimu, senyum nakal yang selalu kau buat jika berhasil membuatku ingin mengusap dan membelai kepalamu. Dasar nakal! Umpatku. kau hanya cengengesan.

UNO

waktu 1 tahun enggan untuk kembali, namun otakku masih dilumuri dengan cairan tentangmu. masih terngiang tawa renyahmu. masih ku ingat cara mu mengungkapkan rasa. masih begitu lekat suara mu menggelitik ditelingaku. dulu aku dan kamu sempat menjadi kita. sosokmu yang penuh tanya memaksaku untuk dapat menjawab pertanyaannya, inikah yang disebut cinta? penuh tanya dan jawaban.

Jarak antar Indonesia dan Paris senantiasa masih membusungkan dada, membanggakan prestasi yang ia tekuni. memisahkan dua orang yang saling mencintai, menjauhkan dua insan yang masih berbagi rindu.jarak memang selalu sulit kita tembus. sehingga kita berkencan dengan waktu serta orang - orang menatapnya penuh tanya. kita tak bisa apa - apa ketika jarak memiliki hak untuk menjauhkannya.

aku terjebak dengan kelakuanmu yang sederhana, aku terperangkap hening dalam angan yang mengurai semua tentangmu. absurd memang namun itu terasa nyata, tanpa kata, tanpa praduga, apalagi yang bisa ku terka - terka saat itu selain bahagia bersamamu. menikmati setiap inci rindu yang hadir. begitu sederhana tapi bermakna. 

semua mengalir begitu indah, hingga waktu ku ungkapkan "orang tua ku tak menyetujui hubungan ini"

 "lalu bagaimana dengan ku? bagaimana dengan kita?" jawab lirihmu

"tapi aku mencintaimu" jawabku singkat hingga kamu tertegun "orangtua tau yang terbaik untuk anaknya,terima saja"

beberapa menit kita habiskan dengan berseteru. percakapan yang mengalir lewat mata yang berkaca. pertama kali aku mendengar suata tangismu, begitu lembut begitu lirih, aku masih ingat usaha mu untuk menguatkan langkah kita. tapi apalah daya yang kau punya dan ku punya? kita hanyalah dua manusia angkuh yang nekad melawan perbadaan. aku dan kamu hanya ditakdirkan untuk berkenalan bukan untuk menjalin suatu hubungan.

rindumu dan rinduku kini tak saling menyapa. aku dan kamu tidak seperti dulu, tidak sama, semua berubah semua berlalu, aku dan kamu tak mungkin lagi menjadi kita. mungkin disana kamu telah bahagia bersamanya. dan disini akan ku coba satukan hati ku dengan pilihanku dan dengan tanpa bayanganmu.

ku tau kau begitu mencintai senja dan kilau lembutnya. ku tau kau pernah bermimpi melihat senja bersama ku, maaf aku tak bisa memberi warna warni hidupmu, maaf ku telah menjatuhkanmu dalam luka hidupku, agar tak ada cerita dongeng tentang cerita sejarah yang tak pernah dibukukan antara aku, kamu dan kita.


Secarbik Senja Untuk Mantanku

- Copyright © 2013 AZUKI - Kurumi Tokisaki - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -